Minggu, 10 Januari 2016


Nama        :    Nurul Wadikah
NPM          :    141350016





MAKALAH
PRINSIP-PRINSIP DAN ASAS PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Kisno, M.Pd
Bayu Stkippgrimetro













DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1.        Ade Prida Firdausi                       NPM   141350036
2.        Nindi Mustika Sari                       NPM   141350045
3.        Nurul Wadikah                            NPM   141350016
4.        Restu Dian Saputra                      NPM   141350140
5.        Sang Ayu Made Nopriani            NPM   141350011
6.        Toni Iskandar                               NPM   141350069
7.        Yulfa Idarsih                                NPM   141350009

Prody :    PGSD
     Semester     :   III (Tiga) A

                   
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
Text Box: iSTKIP PGRI METRO 2015


KATA PENGANTAR


            Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PRINSI-PRINSIP DAN ASAS PEMBELAJARAN” ini tepat pada waktunya.
            Makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materiil dan moril,baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenna itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
            Selain untuk memenuhi syarat mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca, sehingga besar harapan kami, makalah ini dapat menjadi kontribusi positif bagi pengembangan wawasan pembaca.
            Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan kami mohon maaf. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah berikutnya.




Metro, 10 Oktober 2015

Tim penyusun



DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................ iii
BAB I PENDAHAULUAN
A. Latar belakang masalah.......................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Belajar............................................................. 3
    1. Pengertian Prinsip Belajar.................................................... 3
    2. Implikasi Prinsip Belajar Pada Guru.................................... 7
B. Asas Belajar Dan Pembelajaran............................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 14
B. Saran..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

        Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar merupakan proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang di katakan belajar bila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat di amati orang lain,akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Sedangkan pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang harus di kuasai siswa. Proses pembelajaran perlu di sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Itu sebabnya proses pembelajaran di taman kanak-kanak  berbeda dengan proses belajar di sekolah dasar atau denan tingkat pendidikan yang lainnya.

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu siswa dalam memilih tindakan yang tetap. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatanya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Sedangkan mengetahui asas-asas pembelajaran pun tak kalah pentingnya. Asas-asas pembelajaran juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif.





B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat diketahui rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana konsep dari prinsip-prinsip belajar ?
2.      Bagaimana asas-asas pembelajaran yang di gunakan sekarang ini?

      C. TUJUAN

1.      Agar kita dapat mengetahui prinsip-prinsip belajar
2.      Agar kita dapat mengetahui tentang asas-asas pembelajaran





















BAB II
PEMBAHASAN

A.           PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

1.          Pengertian Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu.

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan mengajar. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

a)      perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajr pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya, sebagai contoh, siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

b)      keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

c)      keterlibatan langsung/berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

d)      pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.

e)      tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk  mengatasinya.  Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

f)      balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar “law of effectnya Thorndike”. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal sini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

g)      perbedaan individu
Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut. Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

      2.     Implikasi Prinsip Belajar Pada Guru
       
                        Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam perilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.

a. perhatian dan motivasi
            Guru sejak merencanakan kegiatan pebelajaranya sudah memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa dan tdak berhenti pada rencana pembelajarannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut :
1)      Guru menggunakan metode secara bervariasi
2)      Guru menggunakan media sesuia dengan tujuan belajar dan materi yang di ajarkan.
3)      Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
4)      Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan mebimbing (direction question)

            Sedangkan iplikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada prilaku-perilaku yang di antaranya :
1)      Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
2)      Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3)      Mengoreksi segera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin   memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4)      Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang sedang dipelajari siswa.
5)      Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari.

b. keaktifan
            Para guru memberikan kesempatan belajar kepada para siswa, memberikan peluang dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi guru secara optimal. Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada siswa, maka guru di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
1)      Menggunakan multimetode dan multimedia.
2)      Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
3)      Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam                                                             .kelompok kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
4)      Memberikan tugas ubtuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang .kurang jelas.
5)      Mengadakan tanya jawab dan diskusi

c. keterlibatan langsung / berpengalaman
            Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian, perlu diingat bahwa keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik isi pelajarn. Pelajarn sebagai implikasi prinsp keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya :
1)      Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
2)      Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi.
3)      Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4)      Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakkan psikomotorik yang dicontohkan.
5)      Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi diluar kelas atau luar sekolah
6)      Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.

            Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelolakegiatan pembelajaran yang mapu mengarahkan, membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.

d. Pengulangan
            Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Hal ini perlu dimiliki oleh guru karena tidak semua pesan pembelajaran membutuhkan pengulangan. Pengulangan terutama dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafalkan secara tetap tanpa ada kesalahan sedikit pun. Selain itu, pengulangan juga diperlukan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya :
1) merancang pelaksanaan pengulangan.
2) Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan.
3) Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yaitu harus diulang.
4) Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
5) Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

e. tantangan
            Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya :
1)      Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang).
2)      Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain dari luar sekolah sebagai sumber informasi.
3)      Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan
4)      Mengembangkan bahan pelajaran (teks, hand out, modul, dan yang lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.
5)      Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
6)      Guru merancang dan mengelola kegatan diskusi untuk menyelenggaraan masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi.

f. balikan dan penguatan
            Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara individual ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan bentuk, cara, serta kapan balikan dan penguatan diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud perilaku-perilaku di antaranya :
1)      Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
2)      Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
3)      Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan, kliping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
4)      Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar
5)      Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
6)      Meberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
7)      Memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.

g. perbedaan individual
            Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Selain karakteristik kelas, guru harus menghadapi 30 siswa yang berbeda karakteristiknya satu dengan yang lainnya. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajarn dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa. Dengan kata lain ,guru tidak mengasumsikan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diselenggarakannya merupakan satu kesatuan yang memiliki karakteristik yang sama. Konsekuensi yang logis adanya hal ini, guru mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang di antaranya :
1)      Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2)      Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
3)      Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan, dan
4)      Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

            Dari prinsip-prinsip belajar yang berimplikasi bagi siswa ataupun guru, dalam satu kegiatan yang dilakukan siswa maupun guru, dapat menemukan perwujudan dari prinsip-prinsip belajar lebih dari satu. Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih dari satu prinsip belajar yang tampak, menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan pembelajaran.

B.            ASAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1.      Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
2.      Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
3.      Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
4.      Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
5.      Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6.      Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
7.      John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau kebalikannya.
8.      Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi, (c) sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi pembelajaran, (g) hasil (bagaimana hasil pembelajaran akan diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar).
9.      Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b) mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
10.  Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
11.  Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.
12.  Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
13.  Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)
14.  Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan prinsip-prinsip belajar itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Prinsip-prinsip belajar yang berimplikasi bagi siswa maupun guru, dalam satu kegiatan yang dilakukan siswa maupun guru, kita dapat menemukan perwujudan/penampakan dari prinsip-prinsip belajar lebih dari satu. Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih dari satu prinsip belajar yang tampak menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan pembelajaran.Tujuan proses pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi siswa adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan. Oleh karena itu kaitannya dengan hal itu, perlu diketahui juga asas–asas dalam pembelajaran itu sendiri, sehingga akan diperoleh suatu proses belajar mengajar yang berlandaskan asas–asas pembelajaran yang berlaku.

B.     SARAN
Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA


http://uihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-belajar-dan-pembelajaran-asas.html (diakses pada hari kamis,8 oktober 2015, sekitar pukul 10.00 WIB)

http://mohammadnur.blogspot.co.id/2013/01/makalah-konsep-dan-prinsip-prinsip.html (diakses pada hari kamis,8 oktober 2015, sekitar pukul 10.12 WIB)

http://trisnoadiatna.blogspot.co.id/2011/01/psikologi-belajar-prinsip-prinsip.html (diakses pada hari kamis,8 oktober 2015, sekitar pukul 10.20 WIB)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar